Senin, 03 November 2014

KESULITAN BELAJAR MEMBACA

D. Pengertian Tentang Kesuitan Belajar Membaca

Kesulitan belajar membaca sring disebut disleksia ( dyslexia ). Menuut marcer yang dikkutip M. Abdurrahman ( 1996 : 174 ), bahwa dyslexia sebagai suatu sindroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar segala ssuatu yang berkenaan dengan waktu , arah, dan masa.
6
Menurut M.abdurrahman kesulitan membaca permulaan ( 1996: 17 ) antara lain :
  1. penghilangan kata / huruf
  2. penyelipan kata
  3. penggantian kata
  4. pengucapan kata salah dan tak maknanya berbeda
  5. pengucapan kata salah tetapi maknanya sama
  6. pengucapan kata salah dan tak bermakna
  7. pengusapan kata dengan bantuan guru
  8. pengulangan
  9. pembalikan kata
  10. pembalikan huruf
  11. kurang mmperhatikan tanda baca
  12. pembetulan sendiri
  13. ragu-ragu, dan
  14. tersendat-sendat
E. Tinjaun Tentang Kartu huruf Berwarna
Kartu dalam KBBI, Balai Pustaka ( h.448 ) adalah kertas tebal yang bebentuk persegi panjang. Sedangkan huruf KBBI, Balai Pustaka ( h.362 ) adlah tanda aksara atau tata tulis yang merupakan abjad yang melambangkan bunyi bahasa dan aksara. Warna menuru KBBI, Balai Pustaka ( h.1008 ) berati kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda yang dikenainya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kartu huruf berwarna adalah jenis kertas yang brukuran tebal dan berbentuk persegi panjang yang ditulisi atau ditandai dengan unsure abjad atau huruftertentu dan berwarna sehingga dengan warna yang brbeda dapat melambangkan bunyi huruf tertentu.
Kartu huruf bewarna merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang termasuk dalam katagori Flash Card.
7
F. Jenis Kesulitan Membaca
Menurut Wardani ( ttg : 57 ) jenis- jenis kesulitsn membaca meliputi :
1.tidak dapat membedakan huruf b dan d, h dan k, d dan p. jika demikian maka anak tidak dapat membaca sesuai dengan bunyinya.
2. tidak dapat mengucapkan kata dengan benar, misalnya : kata ibu diucapkan ibuk, sila diucapkan silah. Selain itu juga tidak mampu mengucap dengan benar karena kelainan alat ucap, misalnya tidak mampu mengucap r.
3.Mellompati bagian yang harus dibaca karena  tidak mampu memindahkan mata dari kiri ke kanan dengan teratur. Misalnya “ibu Tuti membawa piring”, di baca “ibu membawa piring”, karena kata “Tuti” lepas dari tangkapan mata.
4. Membaca dengan menghafal, yaitu anak hanya membac sesuai dengan hafalan tnpa melihat tulisan.
5. Kesulitan dalm intonasi, karena anak belum paham tanda baca yang utama seperti titik dan koma. Akibatnya anak tidak dapat mengatur tinggi rendahnya suara dan membaca terus dari awal sampai akhir tanpa berhenti.
G. Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Membaca
Menurut M.Shodiq (1994 : 57 ), faktor yang mempengaruhu kesulitan belajar membaca adalah faktor individu siswa, kebiasaan belaja, factor bimbingan, factor sumber belajar dan factor keluarga atau lingkungan.
Menurut peneliti factor-factor tersebut pada dasarnya juga dapat menjadi factor ynag mempengaruhi factor belajar membaca. Secara garis besar, factor-factor terseubut antara lain :
  1. Faktor individu siswa yang mencakup intelegenci, kemempuan sensori, kemampuan memusarkan perhatian, keturunan, motivasi dan minat.
  2. kebiasaan belajar meliputi : lama, intensitas, dan kedisiplinan belajar.
  3. factor bimbingan yang meliputi : pendekatan, metode, kapabilitas, dan kompetensitas pembimbing dalam melaksanakan bimbingan.
  4. factor sumber belajar mencakup : buku, alat peraga, sarana dan prasarana belajar.
  5. factor lingkungan mencakup : keluarga, ssekolah an masyarakat.
8
H. Pemecahan Masalah
Anak yang mengalami kesulitan membaca mempunyai kemampuan membaca yang rendah sehingga prestasi belajar ssemua bidang akan rendah, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf berwarna diharapkan kemampuan membaca siswa yang berkesulitan membaca akan meningkat sehingga prestasi belajar semua mata pelajaran akan meningkat terutama pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, di duga dengan melalui alat peraga kartu huruf berwarna dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa sehingga meningkatkan pula prestasi semua mata pelajaran.
Kartu huruf berwrna merupakan alat peraga praktis dan menarik bagi kalangan anak-anak khususnya anak berkesulitan membaca yang sangat membutuhkan rangsangan untuk memicu kemampuan belajarnya khususnya kemampuan membaca permulaan.
Glen Doman ( 1991 : h.1554 ) menyatakn bahwa dalam mempelajari anak membaca semua metode mempunyai 3 persamaan penting, yang perlu diperhatikan adalah:
  1. setiap metode yang digunakan untuk mengajar anak kecil membaca selalu berhasil.
    1.  Setiap metode menggunakan huruf berukuran besar.
Huruf yang digunakan dalam pelajaran membaca permulaan terdiri atas 26 huruf yang terbagi atas 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan, yang ddalam pembuatannya agar menarik , huruf dibuat warna-warni, huruf-huruf yang memiliki kemiripan misalnya b, d, p dan q .
Berikut adalah huruf ( abjad ) yang dipakai dalam pelajaran Bahasa Indonesia dalam bukunya Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia oleh Prof.Dr.H.G Tarigan (1984;12)
No
Huruf
Nama
1
Aa
aa
2
Bb
bb
3
Cc
cc
9
4
Dd
dd
5
Ee
ee
6
Ff
ff
7
Gg
gg
8
Hh
hh
9
Ii
ii
10
Jj
jj
11
Kk
kk
12
Ll
ll
13
Mm
mm
14
Nn
nn
15
Oo
oo
16
Pp
pp
17
Qq
qq
18
Rr
rr
19
Ss
ss
20
Tt
tt
21
Uu
uu
22
Vv
vv
23
Ww
ww
24
Xx
xx
25
Yy
yy
26
Zz
zz
Langkah-langkah Pembelajaran Mengunakan Kartu Huruf Berwarna
  1. Siswa disuruh mengambil kartu huruf berwarna yang telah disediakan guru secara acak sesuai dengan perintah guru, siswa disuruh mengambil kartu huruf konsonan , vokal, konsonan, vokal hingga tersusun kata berpola KV-KV  kemudian siswa diminta membaca kata yang berbentuk demkian berulang-ulang untuk melatih kemampuan dan memperkaya kosa kata pada anak.
10
  1.  pada tindakan selanjutnya disiapkan kosa kata yng lebih rumit dan harus dibaca siswa, sehingga lebih menantang dan lebih membutuhkan perhatian dari siswa dan akhirnya disiapkan pula kalimat-kalimat berpola sederhana (SPO) yang harus dibaca siswa tanpa bantuan alat peraga kartu hhuruf berwarna.
  2. Kegiatan pada langkah kedua pada prinsipnya sama dengan langkah pertama hanya materi kosakata yang menjadi bahan belajar lebih rumit itu dimaksudkan untuk mmperkaya kosakata serta meningkatkan keterlatihan siswa dan pada akhirnnya menuju kalimat-kalimat sederhana dengan pola kalimat S-P-O.http://amin127.wordpress.com/about/belajar-membaca-permulaan-menggunakan-kartu-huruf-berwarna/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar